KEKERABATAN BAHASA LIPANG, LANGKURU, DAN WAISIKA DI PULAU ALOR
KEKERABATAN BAHASA LIPANG, LANGKURU, DAN WAISIKA DI PULAUALOR
I Wayan Agus Anggayana
Program Studi Linguistik Program Doktor
Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Udayana
Latar Belakang
Penelitian-penelitian bahasa di Nusa
Tenggara Timur dan Indonesia bagian timur sejauh ini masih belum tuntas
sepenuhnya walaupun pengelompokan bahasa sudah dilakukan, baik oleh ahli Barat
maupun Indonesia dalam bentuk karya tulis. Penyusunan dan klasifikasi
kekerabatan bahasa-bahasa di Pulau Alor penting untuk diketahui peringkat
kekerabatannya sehingga bahasa-bahasa yang diteliti dianalisis berdasarkan
perbandingan kognat. Melalui teknik leksikostatistik yang menentukan garis
silsilah kekerabatan bahasa Lipang, Langkuru, dan Waisika.
Terkait dengan upaya pembinaan dan
pengembangan bahasa di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) terutama di Kabupaten
Alor, perlu dilakukan penelitian yang mendalam terhadap fenomena kebahasaannya.
Berdasarkan data dari penelitian para ahli yang melakukan pengelompokan dan
pendataan jumlah bahasa di kabupaten Alor masih belum sepakat dan hasilnya juga
berbeda antara satu dan yang lainnya (Sunarti, 2018:14).
Berdasarkan uraian tersebut, maka
pengelompokan data berupa fitur-fitur linguistik fonologis dan leksikal
bahasa-bahasa di NTT, khususnya rekonstruksi protobahasa Lipang, Langkuru, dan
Waisika yang berada di Pulau Alor secara kuantitatif maupun kualitatif tampak sangat
penting diteliti dan harus segera dilakukan. Pada akhirnya bahasa di Kabupaten
Alor itu berhasil seluruhnya di rekonstruksi serta dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
Rumusan masalah penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut,
a)
Bagaimanakah
hubungan kekerabatan bahasa Lipang, Langkuru, dan Waisika di Pulau Alor?
b)
Bagaimanakah
Protobahasa Lipang, Langkuru, dan Waisika?
c)
Bagaimanakah
pola perubahan bunyi proto bahasa Lipang, Langkuru, dan Waisika di Pulau Alor?
FAKULTAS ILMU BUDAYA